NATUR GEREJA


NATUR GEREJA

A.Esensi Gereja
1.       Konsep Roma katolik
Orang-orang Kristen purba menyebut Gereja sebagai communion sanctorum. Akan tetapi pada akhir abad ke dua, sebagai akibat dari makin meningkatnya bidat, pertanyaan mengenai Gereja yang benar menyebabkan mereka memperhatikan secara sunngguh sifat-sifat khusus Gereja sebagai sebuah institusi eksternal. Para Bapak Gereja melihat Gereja Katolik mencakup seluruh cabang –cabang Gereja Kristus, dan terikat bersama dalam kesatuan eksternal  yang nampak, yang disatuka dalam pelayanan para uskup. Katolik mau mengakui adanya satu sis yang nampak dari gereja, tetapi mereka lebih suka menyebut nama ‘’Gereja’’ bagi persekutuan orang percaya yang Nampak.
Ø  Devine, mendefinisikan jiwa dari gereja itu sebagai “masyarakat yang anggotanya yang dipanggil untuk beriman kepad Kristus, dan yang disatukan dengan Kristus oleh anugerah dan karunia-karunia supranatural.
Ø  Wilmers, menyebutkannya sebagai “semua anugerah spiritual dan supranatural yang membentuk gereja Kristus dan yang memungkinkan anggotanya mencapai tujuan akhir mereka.
Ø  Moehler, mengatakan, “Gereja Katolik mengajarkan bahwa gereja yang nampak menjadi yang pertama, kemudian barulah gereja yang tidak nampak. Jadi gereja yang nampak, dari sudut pandang disini, adalah Anak Allah, yang secara kekal menyatakan diriNya sendiri di antara manusia dalam bentuk manusia, yang diperbaharui secara terus menerus tanpa henti, dan muda secara kekal – inkarnasi permanen dari yang sama, sebagaimana Alkitab, bahkan orang beriban disebut juga tubuh Kristus.
2.       Konsep Ortodoks Yunani
Konsep Ortodoks Yunani tentang gereja sangat erat kaitannya dengan konsep Roma Katolik, walaupun dalam beberapa hal ada juga perbedaan penting.
Gavin mengatakan, dalam pengertian gereja yang tidak Nampak dikatakan bahwa gereja adalah pembawa karunia dan kuasa Ilahi, serta ikut dalam tugas merubah manusia menuju kepada Kerajaan Allah. Gereja yang Nampak terdiri dari orang-orang yang mengakui iman yang sama, serta  memakai alat anugerah yang sama.




3.       Konsep Protestan
Secara umum, Reformasi adalah sebua reaksi terhadap eksternalisme Roma Katolik, dan secara khusus Reformasi juga melawan konsep eksternal dari gerja.
ü  Bagi Luther dan Calvin, Gereja merupakan persekutuan orang kudus, yaitu persekutuan orang yang percaya dan disucikan di dalam Kristus, dan yang disatukan dengan Dia sebagai kepala mereka.
ü  Second Halvetic Confession menyatakan kebenaran yang sama dengan menyebutkan bahwa Gereja adalah persekutuan orang beriman yang dipanggil dan dikumpulkan ke luar dari dunia ini; suatu persekutuan orang-orang kudus, yaitu mereka yang sungguh-sungguh tahu dan beribadah dengan benar dan melayani Allah yang benar, dalam Yesus Kristus Juruselamat kita, melalui Firman Roh Kudus, dan mereka oleh iman sama-sam menjadi pemilik semua anugerah yang baik yang secara Cuma-Cuma ditawarkan melalui Kristus.
ü  Westminster Confession yang mendefinisikan gereja dari sudut pandang pemilihan mengatakan, gerja yang am dan universal, yang tidak Nampak, terdiri dari keseluruhan orang pilihan yang telah dan akan dikumpulkan menjadi satu, di bawah Kristus sebagai kepala; dan gereja adalah memepelai wanita, tubuh, kepenuhan dari diriNya yang memenuhi semua dai dalam semua.
ü  Gereja Universal adalah gereja yang sebagaimana gereja itu ada dalam rencana Allah, dan sebagimana ia diwujudkan dalam sepenjang iman, yang terdiri dari keseluruhan orang pilihan yang dari waktu ke waktu dipanggil untuk masuk ke dalam hidup yang kekal.
Gereja membentuk suatu kesatuan spiritual dimana Kristus adalah Kepala Ilahi. Gereja dihidupkan oleh satu Roh, yaitu Roh Kristus; gereja mengakui satu iman, mempunya satu pengharapan yang sama, dan melayani satu Raja. Gereja adalah benteng kebenaran dan sarana Tuhan untuk mencurahkan berkat-berkat rohani kepada orang-orang percaya. Sebagai tubuh Kristus gereja ditetapkan untuk mencerminkan kemuliaan Allah yang dinyatakan dalam karya penebusan.
B.Karakter Gereja dengan banyak sisi
1.       Gereja yang militan dan jaya
Gereja pada masa sekarang adalah sebuah gereja yang militan, maksudnya ialah bahwa gereja dipanggil dan terikat kepada suatu pertempuran kudus. Gereja tidak boleh menghabiskan seluruh waktunya untuk berdoa dan bermeditasi, betapapun kedua hal itu memang sangat perlu dan penting.. gereja harus berjuang sekuat tenaga  dalam perjuangan Tuhannya, berperang untuk bertahan dan menyerang. Perjuangan berhenti, pertempuran telah dimenangkan, dan orang-orang kudus memerintah bersama dengan Kristus selama-lamanya.
2.       Gereja yang Nampak dan tidak Nampak
Disatu pihak gereja adalah gereja yang nampak, dan di pihak lain tidak Nampak. Perbedaan ini tidak selamanya dipahami dengan tepat. Akan tetapi baik calvin maupun Luther sama-sama menekankan kenyataan bahwa ketika mereka berbicara tentang gereja yang nampak dan tidak nampak, mereka tidak menunjuk kepada dua macam gereja yang berbeda, tetapi kepada dua aspek dari satu Gereja Yesus Kristus. Persatuan orang percaya dengan Kristus adalah sebuah persatuan mistis; Roh yang mempersatukan mereka membentuk satu ikatan yang tak namapak; dan berkat keselamatan seperti lahir kembali, pertobatan yang murni, iman yang benar, dan persekutuan spiritual dengan Kristus, semua tak dapat dilihat dengan mata alamiah. Alkitab menyebutkan sifat-sifat yang mulia pada Gereja dan mewakilinya sebagai perantara bagi berkat-berkat yang menyelamatkan dan yang kekal. Protestantisme berusaha mendapatkan arti yang tepat antara eksternalisme magis dan supranatural yang terdapat pada pengertian Roma Katolik dan penurunan nilai yang berlebih-lebihan yang terdapat pada semua ritual lahiriah, cirri khas sifat fanatic dan sekratarian spiritualisme.
3.       Antara gereja sabagai satu organism dan gereja sebagai satu institusi
Perbedaan ini merupakan bagian gereja yang Nampak dan membawa kita untuk memeperhatikan dua aspek yang berbeda dari gereja yang dilihat sebagai tubuh yang kelihatan. Gereja tetaplah Nampak dalam kehidupan persekutuan dan pengakuan orang-orang percaya, dan dalam kerja sama mereka melawan dunia ini. Gereja sebagai suatu organism memiliki karunia, dimana didalamnya semua jenis anugerah dan talenta dinyatakan dan dipakai untuk pekerjaan Tuhan.
C.Berbagai Definisi tentang Gereja
1.       Dari sudut pandang pemilihan
Greja adalah persekutuan orang-orang pilihan atau coetus electorum. Definisi ini bias menyesatkan. Definisi ini hanya cocok bagi gereja secara ideal, yaitu gereja yang ada dalam pikiran Allah, yaitu tujuan akhir dari gereja yang akan dilengkapi dan disempurnakan di akhir zaman, dan bukan ditujukan kepada gereja yang ada dalam kenyataan empiris sekarang ini.
2.       Dari sudut pandang panggila yang efektif
Gereja didefinisikan sebagai persatuan orang-orang pilihan yang dipanggil oleh Roh Allah (coetus electorum vocatorum), atau secara lebih umum, gereja didefinisikan sebagai persekutuan orang-orang beriman atau orang-orang percaya (coetus fidelium).
3.       Dari sudut pandang baptisan dan pengakuan
Dari sudut pandang ini gereja didefinisikan persekutuan dari mereka yang telah dibaptiskan dan mengakui pengakuan iman yang bena; atau sebagai persekutuan semua orang yang mengakui agama yang benar bersama-sama dengan anak-anak mereka.
Calvin mendefinisikan gereja yang Nampak sebagai sejumlah orang yang menyebar di seluruh dunia, yang mengakui menyembah satu Tuhan di dalam Kristus; distukan dalam iman ini melalui baptisan; mengakui kesatuan mereka dalam doktrin dan kebaikan melalui Perjamuan Kudus; percaya kepada Firman Tuhan, dan untuk pemberitaan Firman itu mereka melakukan pelayanan yang ditunjuk oleh Tuhan.




D.Gereja Dan Kerajaan Allah
1.       Pengertian tentang Kerajaan Allah
Pengertian dasar dari Kerajaan Allah ini dalam Alkitab adalah suatu pemerintahan Allah yang ditetapkan dan diterima dalam hati orang berdosa melalui pengaruh kuasa yang melahirbarukan dari Roh Kudus, yang menjamin mereka memperoleh berkat-berkat keselamatan yang tidak terkirakan.
2.       Konsep-konsep historis dari kerajaan itu
Agustinus, memandang kerajaan ini sebagai kenyataan sekarang dan menyamakannya dengan gereja.
Gerja Roma Katolik secara terbuka menyamakan Kerjaan Allah dengan institusi hirarkis mereka, tetapi para Reformator mengembalikan pandangan  bahwa sebenarnya Kerajaan Allah itu sama dengan gerja yang tidak Nampak.
3.       Kerajaan Allah dan gereja yang tidak Nampak
Kewargaan di satu pihak dan keanggotaan di pihak lain ditentukan secara seimbang oleh kelahiran kembali. Sebagai sebuah gereja mereka dipanggil menjadi alt bagi Tuhan dalam mempersiapkan jalan bagiNya dan memperkenalkan sususnan yang ideal dari berbagai hal, sedangkan sebagai suatu Kerajaan mereka mewakili pernyataan awal dari sususnan yang ideal di antara mereka sendiri.
4.       Kerajaan Allah dan gereja yang Nampak
Karena Gereja Roma Katolik tanpa pandang bulu menekankan bahwa Kerajaan Allah sama dengan Gereja. Gereja yang Nampak dan Kerajaan Allah juga dapat diidentifikasikan dengan pengertian tertentu. Kerajaan Allah juga memiliki karakter dari gereja yang tidak Nampak (keduanya menjadi satu) sebagai perwujudan dari Kerajaan Allah.
E.Gereja Dalam Pembagian Zaman yang Berbeda
1.       Dalam Zaman Bapa-Bapa leluhur
Pada masa Bapa-Bapa leluhur, keluarga orang-orang percaya membentuk satu jemaan relegius; Gereja dinyatakan dalam rumah orang saleh, di mana ayah menjadi imam dalam keluarga itu.
2.       Dalam zaman Musa
Setelah keluaran bangsa Israel bukan saja dibentuk menjadi satu bangsa, tetapi juga dibentuklah Gereja Tuhan. Bentuk khusus yang dimiliki gereja pada waktu itu adalah Gereja-Negara.
3.       Dalam Zaman Perjanjian Baru
Gereja Perjanjian Baru pada dasarnya satu dengan gereja dari zaman sebelumnya. Dalam organisasi eksternalnya keduanya mewakili campuran antara orang-orang baik dan jahat. Pada zaman Prejanjian Baru, gereja dipisahkan dari kehidupan nasional bangsa Israel dan menjadi organisasi yang tidak terikat kepada bangsa itu.




F.Atribut-Atribut dari Gereja
Protestan menyebutkan tentang tiga atribut tetapi roma Katolik menambahkan satu atribut lagi.
1.       Kesatuan Gereja
a.       Konsep Gereja Katolik
Roma Katolik biasanya hanya melihat ecclesia secara hirarkis sebagai gereja. Paus adalah kepala yang Nampak dari seluruh organisasi ini, yang memiliki kuasa mutlak dari semua yang ada di bawah dirinya. Gereja roma Katolik memberikan satu struktur yang ketat.
b.      Konsep protestan
Protestan menekankan bahwa kesatuan gerja bukanlah semata-mata merupakan sesuatu yang eksternal, tetapi pada dasarnya juga memiliki karakter internal dan spiritual. Tubuh Kristus diatur oleh satu Kepala yaitu Yesus Kristus, yang juga adalah Raja Gereja, dan dihidupkan oleh satu Roh, yaitu Roh Kristus.
2.       Kesucian Gereja
a.       Konsep Roma Katolik
Konsep Gereja Katolik tentang kesucian gereja pertama-tama juga ditekankan pada sifat eksternalnya. Kesucian yang mereka maksudkan bukanlah kesucian dari anggota-anggota gereja melalui karya Roh Kudus, tetapi sebagainkesucian seremonial yang Nampak yang dijadikan latar depan.
Father Devine, gereja itu kudus ada dogma, pandangan moral, ibadah dan disiplinnya.
Father Deharbe, gerja kudus karena ada orang-orang suci yang kesuciannya diteguhkan Allah melalui mujizat-mujizat  dan anugerah.
b.      Konsep Protestan
Bagi Protestan, gereja mutlak suci dalam pengertian obyektif, yaitu gereja yang dimengerti berada dalam Kristus. Kudus dalam prinsip-prinsip batiniah dari kehidupnnya dan ditetapkan untuk mendapatkan kesucian yang sempurna.
3.       Gereja yang Umum
a.       Konsep Roma Katolik
Atribut gereja yang umum ini dimulai oleh Gereja Roma Katolik, seolah-olah hanya Gereja Roma Katolik sajalah yang boleh disebut umum. Gereja mengklaim hak untuk dilihat sebagai satu-satunya gerejaumu (Katolik) karena Gereja Roma Katolik tersebar diseluruh dunia dan menyesuaikan diri di semua Negara.
b.      Konsep Protestan
Gereja Protestan memakai atribut ini pertama-tama untuk menunjukan gereja yang btidak Nampak, yang dapat disebut umum (Katolik) dalam pengertian yang jauh lebih benar dari semua organisasi yang ada , tidak terkecuali Roma Katolik. Protestan menekankan bahwa gereja yang tidak Nampak adalah mula-mula merupakan gereja yang umum, sebab gereja ini mencakup semua orang percaya di atas bumi pada setiap waktu tanpa terkecuali.





G.Tanda-tanda dari Gereja
1.       Tanda-tanda dari gereja secara umum
a.       Perlunya tanda-tanda itu
Kenyataan Reformasi membuktikan bahwa  para Reformator, tanpa harus menyangkali bahwa Tuhan mmenjaga Gereja-Nya, sangat menyadari fakta bahwa suatu cakupan emperik pengertian Gereja mungkin menjadi cenderung menjadi salah, dapat terpisah dari kebenaran dan bias sepenuhnya hancur.
b.      Tanda-tanda dari menurut teologi Reformed
Pengajaran doktrin yang murni dari Injil. Pemberitaan Firman yang murni dan pelaksanaan sakramen secara tepat, pelaksanaan disiplin gereja dengan setia.
2.       Tanda-tanda dari Gereja secara khusus
a.       Pemberitaan Firman secara benar
Pemberitaan Firman yang benar merupakan sarana yang amat besar untuk tetap mempertahankan gereja  dan memungkinkan gereja untuk menjadi ibu bagi orang percaya.
b.      Pelaksanaan sakramen-sakramen secara benar
Sakramen-sakramen tidak boleh dipisahkan dari Firman Tuhan sebab sakramen itu tidak memiliki isinya sendiri sendiri, tetapi mendapatkannya dalam Firman Tuhan.. oleh karena itu sakramen harus dilaksanakan oleh orang-orang yang memilki hak atas Firman Tuhan, yaitu orang percaya dan keturunannya.
c.       Pelaksanaan disiplin dengan setia
Disiplin sangat penting dalam menjaga kemurnian doktrin dan menjaga kesucian sakramen. Karena itu gereja yang mau tetap mempertahankan kebenaran harus rajin dan tekun dalam melaksanakan disiplin Kristen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER SORANG HAMBA TUHAN

MENUJU KEESAAN GEREJA