JEMAAT YANG MELAYANI


JEMAAT YANG MELAYANI

 

Sejarah terbentuk Jemaat

Jemaat adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, baik yang di satu tempat maupun keseluruhan persekutuan Kristen. Yunaninya “ekklesia” yang berarti perkumpulan orang-orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan. Juga disebut Tubuh Kristus yang didiami Roh Kudus ( Ef 1:23; 4:4) dan Kristus adalah kepala tubuh-Nya (Kol 1:18). Yunaninya “ekklesia” yang berarti perkumpulan orang-orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan.

Pada abad pertama ungkapan ini bukannya tidak dikenal, melainkan kata ‘tubuh’ tidak lazim digunakan untuk sekumpulan manusia, seperti dilakukan Paulus dalam frasanya yang penting, ‘Kamu adalah tubuh Kristus’ (1Kor 12:27). Mungkin ia tertarik pada gagasan ini, karena kata-kata dalam Perjamuan Kudus. Kesatuan roti (yang disebut tubuh Kristus) yang dibagi bersama untuk seluruh jemaat, tentu saja menjadi alasan pengenaan sebutan ‘tubuh Kristus’ kepada jemaat.

Terdapat ketidaksepakatan mengenai penafsiran frasa tersebut apakah Gereja benar-benar tubuh Kristus, atau secara metaforis? Apakah Gereja merupakan peringatan tubuh Kristus? Ataukah dalam kenyataannya, dalam berbagai hal (namun secara kias, bukan secara harfiah), Gereja sama dengan lembaga, yang hidup, mati dan bangkit di Palestina? Seluruh kaum Protestan memilih penafsiran metaforis. Umat Katolik berpegang bahwa Gereja dipersatukan dengan Kristus secara sakramental dan mistis. Gereja adalah alat, yang dengannya Tuhan surgawi melanjutkan apa yang telah dimulai-Nya di dunia ini. Dia adalah kepala, dan Gereja adalah tubuh-Nya. Bagi kaum Protestan, Gereja sama sekali bukan perluasan inkarnasi, bukan pula perluasan penebusan Kristus, yang terjadi sekali untuk selamanya. Kepala dan tubuh dipisahkan satu sama lain. Kaum Protestan menunjukkan bahwa kesalahan besar telah dilakukan oleh para pejabat gerejawi, yang telah menyamakan keputusan mereka dengan keputusan Kristus sendiri.

Sekalipun kepala dan tubuh dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi toh saling membutuhkan. Paulus dalam perjalanan ke Damsyik (Kis 9:4) mendengar Yesus mendakwanya,’Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?’ Yaitu, ketika Paulus menganiaya umat Kristen. Jadi, ada hubungan yang sangat erat antara Kristus dengan jemaat, dan di sini ‘tubuh’ lebih dari sekadar metafora. Kemungkinan kata ‘tubuh’ harus dijelaskan seperti gambaran pengantin perempuan dan pengantin laki-laki dalam Ef 5. Keduanya saling membutuhkan, namun tidak identik.

Pelayanan

Apa yang dimaksudkan dengan pelayanan Kristiani itu, untuk membedakannya dari pelayanan-pelayanan lainnya. Dari luar, apa yang dikerjakan oleh orang-orang Kristen dapat saja sama atau tidak ada bedanya dibandingkan dengan apa yang dikerjakan oleh orang-orang lain. Yang membuat pelayanan kristiani itu berbeda dari pelayanan yang lain adalah motivasinya: apa yang mendorong dan membakar hati untuk melayani. Motivasi pelayanan kristiani tidak dapat lain adalah pelayanan Kristus sendiri. Artinya: kita melayani oleh karena kita mau melayani Kristus. Atau lebih tepat lagi: kita melayani Kristus melalui pelayanan kita kepada sesama, oleh karena Kristus telah terlebih dahulu melayani kita.

Pelayanan kristiani tidaklah terutama didorong oleh altruisme atau keinginan untuk berbuat baik, melainkan oleh karena kita terdorong untuk mengungkapkan rasa syukur kita karena kita terlebih dahulu mengalami dan menerima kebaikan Kristus. Sebagai orang yang tahu berterima kasih, pelayanan kita adalah sesuatu yang memang sudah sepantasnya atau sewajarnya harus kita lakukan, bukan suatu jasa. Tidak melakukan pelayanan adalah ibarat orang yang tidak mau membayar hutangnya. Jadi, sesuatu yang tidak dapat tidak, tidak boleh tidak

 Melakukan pelayanan, adalah sekedar tindakan membayar (atau bahkan cuma mencicil) hutang tidak ada yang luar biasa di situ. Yang kedua, yang mendorong kita untuk melakukan pelayanan adalah ketaatan kita kepada Kristus. Kita melayani, oleh karena Kristus menghendakiNya. "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya juga berbuat sama seperti yang telah kepadamu." (Yoh 13:14,15). Kalau kita melayani, itu adalah sekedar melaksanakan apa yang memang menjadi kewajiban kita. Sedang apabila kita tidak melayani, itu berarti kita tidak menaati Kristus. Jadi sekali lagi, kita melayani bukanlah untuk memperoleh sesuatu melainkan oleh karena kita telah memperoleh sesuatu.[1]

Melayani menjadi satu respons yang indah ketika seseorang mengalami hidup yang diberkati Tuhan. Bukan saja mereka yang duduk di dalam jabatan, bukan saja mereka yang berada di dalam satu pelayanan di dalam gereja, setiap anak Tuhan sepatutnya dan seharusnya memiliki prinsip hidup kita adalah hidup yang melayani Tuhan.

Surat 1 Petrus, khususnya pasal ke 5 adalah satu bagian dimana Petrus yang sudah tua sedang berbicara kepada hamba-hamba Tuhan yang masih muda, dan juga kepada badan-badan pengurus gereja dimana mereka melayani. Tetapi saya juga yakin dan percaya firman Tuhan ini relevan diberikan untuk setiap kita, memberi direksi bagaimana sikap kita, hidup kita melayani Kristus yang sudah datang terlebih dahulu sebagai Gembala kita yang agung yang melayani kita semua.

Jemaat yang terlibat di dalam pelayanan

Banyak orang Kristen menganggap bahwa pelayanan yang berhubungan dengan gereja adalah tugas dari gembala jemaat, majelis gereja, atau pengurus saja. Mereka berpendapat bahwa sekelompok orang ini berkewajiban untuk menyambut pengunjung kebaktian yang baru, menelepon orang yang sudah lama tidak kelihatan, pergi berkunjung, dan lain sebagainya, sedangkan mereka hanya datang setiap minggu, duduk mengikuti ibadah, lalu pulang ke rumah masing-masing. Apakah sikap seperti ini benar? Dapatkah gereja Tuhan berkembang dengan pesat jikalau jemaatnya mempunyai mentalitas seperti ini? Bagaimanakah prinsip Alkitab mengenai masalah ini?[2]

 

 

Menurut Peter Wagner, seorang ahli dalam hal perkembangan gereja, sebuah gereja dapat berkembang dengan pesat jikalau gembala dan jemaatnya memegang peranan mereka yang seharusnya. Apakah peranan pendeta dan jemaat? Peranan pendeta dan aparat gereja adalah sebagai pelengkap, sesuai dengan Surat Efesus 4:12. Maksudnya, mereka memperlengkapi anggota jemaat yang lainnya supaya jemaat dapat melayani dengan benar dan baik. Peranan setiap anggota jemaat adalah melayani. Maksudnya, merekalah yang seharusnya memegang pelbagai pelayanan yang ada di dalam gereja demi pembangunan tubuh Kristus, sesuai dengan bagian terakhir dari Efesus 4:12. Jikalau pembagian peranan ini dilakukan dengan baik, maka gereja Tuhan dapat berkembang dengan sangat pesat.

Mengapa kita harus melayani?

Ada 3 bagian di sini, bagian pertama, ayat 1 berbicara mengenai dasar kenapa hidup kita melayani Tuhan, yaitu karena Dia terlebih dahulu telah melayani kita. Bagian kedua, ayat 2-5 kita melihat ada 4 karakteristik hal yang tidak boleh hilang dan tidak boleh tidak ada di dalam hidup setiap anak-anak Tuhan yang melayani. Pertama, soal kerelaan hati di dalam melayani; kedua, soal pengabdian diri di dalam melayani; ketiga, soal kerendahan hati di dalam melayani; dan keempat soal menjadi teladan di dalam melayani. Bagian ketiga, ayat 4, rasul Petrus berbicara ada upah, ada reward di dalam hidup yang melayani.

1. Tuhan Ingin Setiap Kita Melayani

(Mat 20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

  • Dimulai dari keluarga dan orang-orang dekat (Kis 1:8)
  • Ingin menjadi besar harus melayani (Mat 20:26)
  • Harus Memiliki hati yang melayani
  • Biasakan diri setia melayani agar Mampu Melayani dalam keadaan apapun.

2. Harus Memberi Yang Terbaik Dalam Pelayanan

  • Lebih dulu Membangun Persekutuan dengan Tuhan sebelum melayani
  • Seperti Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya (Luk 10:39).
  • Para Pelayan Ibadah (Liturgi) harus juga melakukan pelayanan kasih (Diakonia) sebagai bentuk keperdulian terhadap jemaat dan orang sekitar.
  • Para Pelayan harus melayani Sebagai Hamba (Doulos) seperti Tuhan Yesus (Mat 20:27 ; Fil 2:6-7).

 

 

 

3. Pelayanan Kita Tidak Akan Sia-Sia

(1Kor 15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.[3]

Kesimpulan

Siapa dan apapun jabatan kita, tetap melayani Tuhan dengan sepenuh hati karena Dia Tuhan yang pernah datang ke dunia ini sebagai manusia telah meberikan contoh pelayanan dengan benar. Melayani dengan kasih walaupun pelayanan kita sering kali tidak diharga karena pelayanan yang kita lakukan hanya untuk Kristus Tuhan.



[1] http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=491&res=jpz
[2] http://truth-seeker-id.blogspot.co.id/2008/01/jemaat-yang-melayani.html
[3] http://www.misikasih.org/menjadi-jemaat-yang-melayani.html
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER SORANG HAMBA TUHAN

MENUJU KEESAAN GEREJA

NATUR GEREJA