KEHIDUPAN KRISTEN


KEHIDUPAN KRISTEN
 
Permulaan Kehidupan Kristen
            Kita bisa saja menamakan seluruh bagian ini “keselamatan”, sebab di sini kita bermaksud membahas penerapan dari apa yang sudah Kristus kerjakan bagi kehidupan masa kini. Sasaran kita sekarang adalah membahas  tanggapan manusia  terhadap apa yang telah Allah perbuat baginya. Tanggapan ini secara wajar mempunyai dua aspek: yang satu berhubungan dengan manusia sebagai pribadi dan yang satu lagi dengan manusia yang bersekutu.
  1. Kitab-kitab Injil Sinoptik
                Dalam semua kita Injil Sinoptik pelayanan Yesus disjikan sebagai suatu kelanjutan dari misi Yohanes Pembaptis. Dalam memperkenalkan misis Yesus, Yohanes menyerukan kepada orang banyak agar “bertobat” dan seruan ini diulangi oleh Yesus pada permulaan pelayanan-Nya.
    Pengajar sinoptik tentang  pengampunan dalam empat pernyataan pokok:
  1. Tersirat kesedian Allah untuk mengampuni, walau lebih banyak dikatakan tentang tugas manusia untuk saling mengampini.
  2. Dipandang bahwa pertobatan mendahului pengampunan, dan pengampunan itu harus dibarengi dengan semangat mengampuni.
  3. Terdapat hubungan antara karya Yesus dan pengampunan, walau hanya sekali dikatakan bahwa kematian Kristus terjadi demi pengampunan dosa.
  4. Pengampunan kelihatan selalu berhubungan dengan dosa, atau dosa-dosa, atau hutang, bukan kepada pembaharuan persekutuan, walaupun yang terakhir berasal dari padanya..
  1. Tulisan-tulisan Yohanes
                Bila kita beralih kepada Injil keempat, disitu banyak kita temukan mengenai iman (atau lebih tepat: hal percaya), tetapi sangat sedikit mengenai tema-tema lain. Pertobatan tidak muncul sama sekali dan pengampunan hanya dalam satu ayat.
                Pada hakikatnya  iman adalah tanggapan kepada undangan Allah. Allah menampilkan Anak-Nya kepada kita dan kita wajib membuat keputusan tentang Dia.
                Surat 1 Yohanes menjelaskan bahwa pengmpunan ilahi merupakan kebutuhan yang terus-menerus bagi orang percaya. Pengakuan merupakan syarat satu-satunya bagi pengampunan.
                Proses-proses pembaruan hidup yang menyusuli kelahiran kembali itu bersifat progresif dan dapat disebut “penyucian”. Pemnaruan tak dapat mendahului  kelahiran kembali, tetapi ia memang melengkapinya.
     
  2. Kisah Para Rasu
                Tentu sangat menarik untuk menelusuri tuntutan-tuntutan yang diajukan para pemberita Kristen pertama terhadap para pendengar mereka.
                Pertobatan dipandang sebagai syarat mutlak bagi orang agar dapat diterima ka dalam Jemaat Kristen.
    Iman merupakan suatu realitas yang aktif, tidak dimengerti sebgai sekedar penerimaan akan suatu sahadat saja, tetapi  ini tidak berarti bahwa tidak ada landasan iman yang umum. Penyerahan diri seseorang kepada Kristus mencakup penerimaan atas misi dan amantat-Nya.
                Dimana saja Injil diberitakan, di situ diberitakan juga amanat tentang pengempunan.
     
  3. Paulus
                Urutan pertobatan, iman dan pengampunan tidak merata tersebar dalam surat-surat Paulus, sebab iman dibahasnya jauh lebih penuh ketimbang wawasan-wawasan lain. Ini dapat dipahami, sebab surat-surat itu dituliskan kepada mereka yang sudah diterima ke dalam persekutuan Kristen.
                Paulus melihat orang-orang Kristen sebagai yang dibebaskan, bukan hanya dari kuasa dosa, melainkan juga dari kesalahannya. Bersalah bukanlah cirri yang paling khas dari Paulus. Itu bersifat tersirat ketimbang tersurat.
                Bagi Paulus iman selalu lebih dari sekedar seperangkat pengajaran. Suatu persekutuan yang dipersatukanoleh iman kepada satu Tuhan dan diikatkan kepada pandangan yang mulia tentang Dia, akan berbicara tentang keselamtan mereka bersama sebagai “iman”.
  4. Surat-surat Ibrani
                Dalam surat Ibrani ketiga tema yang sedang kita bahas muncul dan mencakup pertanyaan penting. Ini harus dipertimbangkan sambil mengingat latar belakang kemurtadan yang rupanya telah mengancam sebagian dari pembaca-pembacanya.
                Pertobatan merupakan persyarat yang perlu bagi seseorang untuk menerima bagian dari Roh Kudus, yang artinya: itu merupakan syarat mutlak dari pengalaman Kristen tentang hidup baru.
                Wawasan imana dalam Firman ini dalam Surat Ibrani merupakan pengertian yang paling dekat sengan pengertian iman sebagai tindakan mengambil sesuatu bagi diri sendiri.
                Pengampunan dalamrangka perjanjian baru masih didasarkan pada kurba, tetapi kurban yang tak dapat diulangi.
     
  5. Surat-surat lain
                Bukti dari surat Yakobus, Yudas dan Petrus akan dikelompokan menjadi satu. Tetapi di mana relevan maka sumbangan-sumbangan khas masing-masing akan ditekankan.
                Pentingnya pertobatan  terlihat dalam terang hari kedatangan tuhan.
                Iman ditampilkan sebagai anak tangga yang mendasari kebajikan. Iman adalah titik berangkat yang membuka jalan bagi perkembangan kelanjutan.
     
     
     
     
  6. Kitab Wahyu
                Amat sangat bermakna bahwa dalam kitab ini yang begitu banyak berkata tentang penghukuman yang akan datang, pertobatan sebagai tuntutan Allah kepada manusia, memperoleh tempat yang begitu terkemuka.
                Dalam kitab Wahyu ini kata pistis lazimnya berarti “kesetiaan”. Kristus sendirilah “saksi yang setia” (Wahyu 1;4; 3:14).
Keseluruhan Kitab Wahyu lebih memantulkan tema penghakiman atas kejahatan daripada rencana Allah bagi manusia berdosa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER SORANG HAMBA TUHAN

MENUJU KEESAAN GEREJA

NATUR GEREJA