KITAB NEHEMIA


KITAB NEHEMIA

GARIS BESAR

  1. Membangun kembali tembok kota
    A. Nehemia menjadi perantara  (1:1-11)
    B. Nehemia melakukan perjalanan (2:1-16)
    C. Nehemia menggiatkan semangat (2:17-20)
    D. Pembangunan diusahakan (3:1-32)
    E. Pembangunan dirintangi (4:1-6:14)
    F. Pembangunan diselesaikan (6:15-19)
  2. Mendidik kembali umat Tuhan
    A. Sisa bangsa di daftar kembali (7)
    B. Hukum dicamkan kembali (8)
    C. Umat Tuhan dikuduskan kembali (9-10)
    D. Yerusalem diduduki kembali (11)
    E. Tembok kota ditahbiskan kemabali (12)
    L. Penyelewengan dihapuskan kembali (13)

JUDUL

            Seperti halnya Kitab Ezra, kitab ini judulnya juga disesuaikan dengan nama tokoh utamanya.

            Ezra dan Nehemia pada asalnya adalah satu, tergabung dengan Tawarikh, membentuk gabungan karya historis untuk periode dari Adam sampai Nehemia. Ezra dan Nehemia mencakup suatu periode sejarah yang tidak dibicarakan dalam Raja-raja (berlainan dengan Tawarikh yang merupakan cerita ulangan dari sejarah).

            Selebihnya Kitab Ezra-Nehemia bersatu dengan Kitab Tawarikh dan berasal dari penulis-penulis yang sama. Namun demikian adalah mungkin para penulis terlebih dahulu menggubah Ezra-Nehemia dan kemudian barulah menulis Kitab Tawarikh.

PENGARANG DAN TAHUN PENULISAN

            Kenyataan bahwa seluruh narasi ditulis dalam bentuk orang pertama tunggal di banyak bagian merupakan bukti bahwa kitab ini ditulis oleh Nehemia sendiri. Di bagian-bagian yang menyebut Nehemia dengan memakai bentuk orang ketiga tunggal (Neh 8:8; 10:1; 12:26,47) dapat dijelaskan sesuai dengan kepenulisannya. Misalnya, Neh 12:26; 12:47, yang tampaknya mengacu balik kepada zaman Nehemia, dilakukan sebagai tindakan penyesuaian dengan zaman orang lain. Untuk tujuan keseragaman gaya penulisan, adalah lebih baik memakai kata ganti orang ketiga daripada mengatakan, "Pada zaman X dan pada zaman saya." Lagi pula, Nehemia mungkin sudah purna bakti sebagai gubernur dan di sini dia sedang mengenang masa pemerintahannya.

            Keberatan serius terhadap kesatuan kitab ini telah diutarakan oleh beberapa orang pakar karena penyebutan Yadua sebanyak dua kali di dalam satu pasal (Neh 12:11,22) sebagai buyut dari imam besar Elyasib dan sebagai Darius orang Persia (Neh 12:22). Berbagai argumen yang mendukung pandangan bahwa Yadua hidup mendekati akhir abad kelima SM dan yang mengidentifikasi Darius orang Persia sebagai Darius II (423-404 SM) dikemukakan pada tafsiran Neh 12:2.

            Kesesuaian sejarah dari kitab ini telah dibuktikan oleh penemuan kumpulan papirus dari Elefantin yang menyebut bahwa Yohanan (Neh 12:22,23) merupakan imam besar di Yerusalem dan putra-putra Sanbalat (musuh besar Nehemia) merupakan gubernur Samaria pada tahun 408 SM. Kita juga mengetahui dari kumpulan papirus tersebut bahwa Nehemia sudah berhenti sebagai gubernur Yudea sebelum tahun tersebut, sebab Bagoas disebut sebagai memegang jabatan tersebut.

LATAR BELAKANG PENULISAN

            Sejarah PL diakhiri dengan kitab Nehemia, ketika orang buangan Yahudi diizinkan kembali ke negeri mereka setelah pembuangan di Babel dan Persia. Bersama dengan kitab Ezra, kitab ini mencatat sejarah dari tiga rombongan yang kembali ke Yerusalem. Ezra meliputi peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan dua rombongan pertama (538SM; 457SM), dan Nehemia mencatat aneka peristiwa selama kembalinya rombongan ketiga (444SM). Focus Kitab Ezra pembangunan kembali Bait Suci, sedangkan Kitab Nehemia adalah pembangunan kembali tembok Yerusalem.

            Nehemia adalah anak Hakhalya (1:1) dan dari suku Yehuda (2:3). Ia dibesarkan di pembuangan dan pada waktu muda menjadi pegawai istana kerajaan Persia sebagai juru minum raja Artahasta I dan permaisuri Damaspia di istana Susan. Juru minuman adalah jabatan terhormat dan mendapat kepercayaan dari raja, yang amat besar kekuasaannya.

            Artahsasta I, yang kepadanya Nehemia melayani sebagai juru minuman, adalah putra Ahasyweros yang menikahi Ester sebagai ratunya. Perayaan Purim (Est 9:20-32) diresmikan pada tanggal 8 Maret 473 SM, hanya delapan tahun sebelum Artahsasta I menjadi raja. Pada musim semi tahun 457 SM, Ezra memimpin sebuah ekspedisi orang Yahudi kembali ke Yerusalem dengan restu Artahsasta; dan pada musim semi berikutnya dia sudah menyelesaikan pengujian orang-orang Yudea yang menikahi perempuan asing (Ezr 10).

            Salah satu hasil sampingan dari kebangunan rohani di bawah Ezra rupanya adalah usaha di pihak orang Yahudi untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Kejadian ini menimbulkan amarah Rehum dan Simsai yang menulis sebuah surat tuduhan kepada Artahsasta (Ezr 4:7-16). Raja memerintahkan untuk menghentikan pekerjaan itu hingga dikeluarkan ketetapan lain (Ezr 4:21). Sesudah Rehum dan Simsai menerima keputusan tersebut dari sang raja mereka langsung bergegas menuju ke Yerusalem dan "dengan kekerasan mereka memaksa orang-orang itu menghentikan" pekerjaan mereka, mungkin dengan merobohkan kembali tembok yang telah mulai dibangun dan membakar pintu-pintu gerbang (Ezr 4:23;  Neh 1:3). Berita tentang malapetaka inilah yang mengejutkan Nehemia dan membuatnya berlutut di hadapan Allah.

            Kitab Nehemia meliput jangka waktu sekitar paling sedikit dua puluh tahun dari Desember 445 SM hingga 425 SM pada saat Nehemia meninggalkan Babel untuk membersihkan Yerusalem dan seluruh provinsi itu dari berbagai kejahatan yang merajalela sejak ditinggalkan olehnya pada tahun 432 SM. Karier Ezra dan Nehemia bertumpang tindih, sebagaimana dapat dilihat dari Neh 7:73-8:8; 12:26. Sangat mungkin bahwa Maleakhi bernubuat pada zaman Nehemia menjadi gubernur, sebab banyak kejahatan yang dikecam olehnya dijumpai menonjol di dalam Kitab Nehemia.

TUJUAN PENULISAN

            Tujuan kitab ini ditulis:

1. Untuk melengkapi catatan sejarah pasca pembuangan yang diawali dalam Kitab Ezra.

2. Untuk menunjukkan apa yang dilakukan Allah demi kaum sisa melalu kepemimpinan yang        saleh dari Nehemia selama tahap ketiga dari pemulihan pascapembuangan.

 

Pelajaran yang bisa diambil dari Kitab Nehemia

            Akhirnya harus dikemukakan bahwa tidak ada bagian dalam Kitab Perjanjian Lama yang lebih hebat memberi kita dorongan untuk mengabdi serta semangat yang kuat untuk melakukan pekerjaan Tuhan daripada Kitab Nehemia. Teladan dari kerinduan Nehemia pada kebenaran Firman Allah, apa pun harga atau akibatnya, merupakan teladan yang sangat dibutuhkan saat ini. Kiranya studi yang disertai doa atas kitab ini membuat makin banyak umat Allah "tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus."

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

- Tafsiran Alkitab Masa Kini 1 Kejadian-Ester. Hal. 643. Kwitang 22, Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1980.

-  Tafsiran Alkitab Masa Kini 1 Kejadian-Ester. Hal. 659. Kwitang 22, Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1980.

- Pengantar ke dalamPerjanjian Lama. Hal. 167. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

- Alkitab Penuntun-Hidup Berkelimpahan.Hal. 715. Gandum Mas dan Lembaga Alkitab Indonesia, 2003.

- - Alkitab Penuntun-Hidup Berkelimpahan.Hal. 716. Gandum Mas dan Lembaga Alkitab Indonesia, 2003.

- Sabda 4(OLB versi Indonesia).

- Menggali Isi Alkitab, Kejadian-Ester. Hal. 404. Kwitang 22, Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1983.
- Menggali Isi Alkitab, Kejadian-Ester. Hal. 405. Kwitang 22, Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1983

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER SORANG HAMBA TUHAN

MENUJU KEESAAN GEREJA

NATUR GEREJA